Transformasi Media Curhat Anak Muda: dari Buku Diary ke Insta Stories!

Pernah ngerasain curhat versi yang mana nih?

Saat hati gundah gulana, mencurahkan isi hati sudah jadi jalan paling jitu untuk kembali ceria. Menuliskan perasaan yang lagi dirasakan bisa lewat media apa pun.

Nah, kali ini IDN Times bakal menyajikan nih tren bermacam media curhat yang pernah digunakan dahulu hingga kini. Bikin baper, kamu pernah ngerasain curhat pakai media yang mana nih?

1. Curhat versi 90-an ke buku diary

Transformasi Media Curhat Anak Muda: dari Buku Diary ke Insta Stories!wisegeek.com

Sebelum gadget dan teman-temannya booming, remaja masa lalu kerap curhat ke buku diary. Iya, sambil nangis sesenggukan atau tersenyum malu segala isi hati bisa dibagikan ke buku diary.

Asyiknya, curhat ke buku diary zaman dulu itu bikin tenteram jiwa. Kenapa? Soalnya, cerita yang bisa konsumsi alias tahu itu kamu sebagai penulis. Jadi mau curhat model apapun sah-sah saja di buku diary.

2. Curhat versi 2006-an ke Friendster

Transformasi Media Curhat Anak Muda: dari Buku Diary ke Insta Stories!forum.lowyat.net

Setelah era gadget dan internet makin kencang ekspansinya ke Indonesia, remaja pun mulai mengenal yang namanya media sosial. Nah, media sosial pertama yang dijadikan tempat curhat remaja kala itu adalah Friendster.

Dulu di media sosial yang hits karena bisa menghias seisi timeline dengan stiker dan template lucu-lucu itu, kamu bisa curhat segala hal dan teman di Friendster siap sedia untuk menertawakan kalau cerita yang kamu bagikan sepele dan ikut berduka kalau cerita yang dibagi menyentuh hati.

Bisa dibilang sih, Friendster ini era awal mula segala masalah pribadi di share alias bagikan di forum umum. Siapa dulu yang suka curhat colongan di Friendster? Ngaku deh sekarang!

3. Curhat versi 2009-an ke Facebook

Transformasi Media Curhat Anak Muda: dari Buku Diary ke Insta Stories!IDN Times/Indra Zhakaria

Friendster sudah mulai gak asyik, remaja di era 2009-an pun mulai beralih ke Facebook. Ya, di media sosial dengan dominasi warna biru ini banyak remaja yang mencurahkan hatinya. Mulai dari lagi galau diputusin pacar, galau gara-gara hujan terus, sampai doa ke Tuhan pun bisa lewat Facebook.

Gak cuma dulu saja, sampai sekarang Facebook masih jadi pilihan remaja dan mantan remaja untuk curhat dan berbagi kegundahan maupun kebahagian hati ke seluruh dunia (maya).

4. Curhat versi 2010-an ke Twitter.

Transformasi Media Curhat Anak Muda: dari Buku Diary ke Insta Stories!IDN Times/Indra Zhakaria

Bisa dibilang, Twitter adalah media curhat terselubung paling hits dahulu setelah Facebook terlalu mainstream. Twitter cocok banget buat remaja yang dulu suka curhatin semua masalahnya, tapi gak ingin menulis panjang lebar. Soalnya kan memang dibatasi 140 karakter saja sih tiap nge-tweet.

Nah, Twitter dulu tuh juga terkenal jadi tempat curhat 'kaum' yang suka nyindir tapi gak terang-terangan disebutnya sih "No Mentions". Sudah panjang lebar nyindir, pas dikonfirmasi bilangnya "Tweet gue bukan buat elu kok!". Pffttt..

Baca Juga: 7 Perubahan Drastis Fitur Instagram dari Masa ke Masa

5. Curhat versi 2011-an ke BBM

Transformasi Media Curhat Anak Muda: dari Buku Diary ke Insta Stories!IDN Times/Indra Zhakaria

Pas BlackBerry Messenger masuk ke Indonesia, sontak deh aplikasi berbagi pesan itu pun jadi 'ladang' baru untuk curhat. Kemampuan BBM menampilkan status di timeline atau di kolom profil pengguna, dimanfaatkan remaja kala itu untuk curhat.

ulai nyindir teman yang gak bayar-bayar hutang, pacar yang gak balas-balas chat sampai kejadian unik selama di sekolah pun ditulis di BBM. Hayo ngaku deh, siapa dulu atau yang sekarang masih doyan curhat di BBM?

6. Curhat versi 2013-an ke Path

Transformasi Media Curhat Anak Muda: dari Buku Diary ke Insta Stories!IDN Times/Indra Zhakaria

Masuk tahun 2013-an makin beragam saja sih media sosial yang ada di Indonesia. Salah satunya Path. Media sosial dengan dominasi warna merah ini pun gak ketinggalan jadi ajang curhat para remaja kala itu.

Biasanya sih, curhat via Path itu terselubung pakai lagu yang lagi di dengerin alias Listening to. Pas dikonfirmasi, alasannya "Gak kok, aku gak curhat. Itu kan cuma lagu". Luar biasa!

7. Curhat versi masa kini ke Insta Stories

Transformasi Media Curhat Anak Muda: dari Buku Diary ke Insta Stories!IDN Times/Indra Zhakaria

Terakhir dan lagi jadi tren masa kini adalah curhat via Insta Stories. Curhat di fitur Instagram yang diklaim mirip Snapchat itu ada pola khususnya. Jadi, bikin video pakai background hitam terus banyak kata-kata yang ditulis di situ.

Paling sering pakai kata kiasan berbahasa Inggris atau gak kalimatnya di-setting dalam ukuran yang kecil dan diletakkan di bagian paling pojok. Pola curhat lainnya via Insta Stories adalah tetap pakai layar hitam sebagai background tapi gak ada kata-kata cuma lagu galau yang terdengar sayup-sayup. Ada-ada saja ya?

Nah, itulah guys transformasi media curhat colongan dari masa ke masa. Kamu pernah ngerasain curhat pakai media alias versi yang mana nih? Bagi yuk lewat kolok komentar.

Baca Juga: Transformasi Fitur Facebook dari Masa ke Masa, Makin Canggih & Berguna!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya